TASHRIF FI’IL MUDHORI
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas
Mata kuliah : Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Hidayatul, S.S. ,
M.A
Disusun oleh : Trawiyadi (1115007)
PROGRAM
STUDI AHWALU ASY-SYAHSIYAH FALKUTAS SYARIAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NAHDATUL ULAMA
TEMANGGUNG
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji hanya bagi Alaah SWT, Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq dan inayahNya
kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah
kepada Nabi kita yakni Sayyidina Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya sampai hari kiamat.
Rasa terima kasih Kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu Kami, baik berupa saran, masukan dan dorongan
dan terkhusus kepada dosen pembimbing : Hidayatul, S.S. , M.A
sehingga
Kami dapat menyelesaikan makalah ini walaupun dalam bentuk sederhana.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan (tiada gading yang tak retak). Sebab itu, kritik dan
saran yang kontruktif sangat Kami harapkan demi kesempurnaan makalah fiqih
muamalah ini untuk masa mendatang.
Akhirnya dengan harapan serta do’a, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi segala kalangan, amin.
Temanggung,
10 Maret 2016
Trawiyadi
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………............... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..... ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang….....................……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…....................…………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN.........…………………....………………………………… 2
A. Pengertian Tashrif Fi’il
mudhori…………………................………………………. 2
B. Kaidah – kaidah Tashrif fi’il mudhori.........……....................………………………. 2
C.
Ciri - ciri Tashrif Fi’il mudhori
................................................................................. 2
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………… 4
A. Pendapat Ulama tentang Asuransi……………….....................……………………. 4
B. Tinjauan Fiqih tentang kontrak Asuransi……………………………….................... 5
C. Perbedaan antara Asuransi konvensional
Dan Asuransi syari’ah…………………………………………………..................... 7
BAB IV PENUTUP………………………………….……………………................ 8
A. Kesimpulan……………………………………………………………...................... 8
B. Saran……………………………………………….....................…………………… 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
4.
LATAR BELAKANG
Sebagai umat islam, kita dituntut
untuk bisa mengkaji dan mempelajari al-qu’an dan Sunnah, sebagai dua
sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh.
Tentunya, kita tidak mungkin
memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahiu kaidah kaidah bahasa arab,
khususnya ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam
mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu
dan Sharaf, kebanyakan kalangan umat islam masih mempunyai pandangan bahwa
belajar ilmu nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga kalangan ummat islam yang
merasa malas mungkin untuk mempelajari kaidah bahsa arab yang disebut dengan
ilmu Nahwu dan Sharaf , Memang untuk saat ini ada hal yang praktis yaitu
terjemahan baik itu al-Qur’an hadits serta kitab- kitab lain yang berbahasa
arab dan itupula yang membuat segala hal menjadi mudah, maka dari itu pula
seperti dalam mempelajari ilmuNahwu dan Sharaf pun untuk saat ini banyak buku
yang menyertakan isi serta ilmunya dengan terjemahan ini diperuntukkan agar
ummat islam mudah dalam mempelajari dan memahami kandungan serta isi al-Qur’an
dan Sunnah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang
dimaksud tasrif fi’il mudhori
2.
Bagaimana
kaidah – kaidah tasrif fi’il mudhori?
3.
Apa ciri –
ciri tasrif fi’il mudhori?
4.
Bagaimana
cara pengi’roban tasrif fi’il mudhori?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
TASRIF FI’IL MUDHORI
Tasrif adalah mengubah bentuk asal kalimat menjadi
bentuk lain. Sedangkan Fi’il
Mudhari’ digunakan untuk zaman hal (sedang) dilakukan, dan untuk zaman istiqbal
(akan datang).
Jadi Tasrif Fi’il mudhori’ adalah perubahan dari satu
makna menjadi beberapa makna yang sedang
dilakukan atau yang akan datang.
B.
KAIDAH
–KAIDAH TASRIF FI’IL MUDHORI
Jika kita perhatikan pada kalimat يقراء الولد القران , kalimat
tersebut adalah kalimat Fi’liyah atau Jumlah Fi’liyah.
1.
جملة الفعلي
Jumlah
Fi’liyah adalah Jumlah yang terdiri dari Fiil dan Failnya . seperti dalam
contoh didalam buku bahasa arab : يقراء الولد
القران
2جملة السمية.
Jumlah
ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari mubthada dan khabar .contohnya adalah :
السيارة جميلة
B.
CIRI –CIRI TASHRIF FI’IL MUDHORI
Ciri –ciri
tashrif fi’il mudhori sebagai berikut:
1.Tashrif untuk mereka (pria)
Dia (tunggal pria)
|
Mereka (jamak pria)
|
يذهب =
yadzhabu
|
يذهبون = yadzhabuuna
|
2.Tashrif untuk mereka (perempuan)
Dia (tunggal wanita)
|
Mereka (jamak wanita)
|
تذهب =
tadzhabu
|
يذهبن = yadzhabna
|
3.Tashrif untuk anda (pria)
Anda (tunggal pria)
|
Anda sekalian (jamak pria)
|
تذهب =
tadzhabu
|
تذهبون =
tadzhabuuna
|
4.Saya (pria dan wanita)
أذهب = adzhabu
3
5.Untuk membuat kata kerja yang akan
datang dari fi’il mudhari.
Untuk menjadikan fi’il mudhari ini menjadi kata kerja yang berarti akan datang, kita hanya menambahkan huruf sin didepan kata kerja tersebut. Contoh:
Untuk menjadikan fi’il mudhari ini menjadi kata kerja yang berarti akan datang, kita hanya menambahkan huruf sin didepan kata kerja tersebut. Contoh:
Dia (pria) akan pergi = سيذهب ( sayadzhabu )
6. fi’il madhi dan fi’il mudhari.
Fi’il madhi
|
Fi’il mudhari
|
Dia tidak pergi ke masjid: ما ذهب إلى المسجد
|
Dia tidak pergi ke masjid: لا يذهب إلى المسجد
|
Untuk fi’il madhi menggunakan maa (ما ), sedangkan
fi’il mudhari menggunakan laa (لا )
7. Masdar (kata kerja tanpa subjek
dan tense), oleh karena itu ia adalah Isim. Pada pelajaran ini, saya hanya
mempelajari satu pola yaitu : فعول (fu’uulun). Contoh:
Fi’il
|
Masdar
|
دخل =
dakhala
|
دخول =
dukhuulun = masuk
|
خرج =
kharaja
|
خروج = khuruujun
= keluar
|
جلس =
jalasa
|
جلوس = juluusun = duduk
|
8.Tentang kata ammaa (أما ), artinya adalah : adapun. Contoh:
Subject
|
الضمير
|
Dia
seorang laki-laki ( satu orang )
|
هو
|
Dia laki-laki-laki
( 2 orang )
|
هما
|
Dia para
laki-laki ( 3 orang atau lebih )
|
هم
|
Dia
perempuan ( satu orang )
|
هي
|
Dia
perempuan ( 2 orang )
|
هما
|
Dia para
perempuan ( 3 orang atau lebih )
|
هن
|
Kamu
seorang laki-laki
|
أَنت
|
Kamu dua
orang laki-laki
|
أنتما
|
Kamu sekalian
laki-laki ( 3 atau lebih)
|
أنتم
|
Kamu
seorang perempuan
|
أَنتِ
|
Kamu dua
orang perempuan
|
أنتما
|
Kamu
sekalian perempuan ( 3 atau lebih )
|
أنتن
|
Saya
|
أنا
|
Kami
|
نحن
|
4
Contohnya adalah dari kata kerja :
Menjaga atau menghafal : حَفِظَ –يَحْفَظُ
المعنى
|
الفعل
المضارع
|
لضمير
|
Dia
seorang laki-laki Menjaga ( satu orang )
|
يَحْفَظُ
|
هو
|
Dia
laki-laki-laki Menjaga ( 2 orang )
|
يحفظان
|
هما
|
Dia para
laki-laki Menjaga ( 3 orang atau lebih )
|
يحفظون
|
هم
|
Dia
perempuan Menjaga ( satu orang )
|
تحفظ
|
هي
|
Dia
perempuan Menjaga ( 2 orang )
|
تحفظان
|
هما
|
Dia para
perempuan Menjaga (3 orang atau lebih )
|
يحفظن
|
هن
|
Kamu
seorang laki-laki Menjaga
|
تحفظ
|
أَنت
|
Kamu dua
orang laki-laki Menjaga
|
تحفظان
|
أنتما
|
Kamu
sekalian laki-laki Menjaga ( 3 atau lebih)
|
تحفظون
|
أنتم
|
Kamu
seorang perempuan Menjaga
|
تحفظين
|
أَنتِ
|
Kamu dua
orang perempuan Menjaga
|
تحفظان
|
أنتما
|
Kamu
sekalian perempuan Menjaga ( 3 atau lebih )
|
تحفظن
|
أنتن
|
Saya
Menjaga
|
أحفظ
|
أنا
|
Kami
menjaga
|
نحفظ
|
نحن
|
Contohnya adalah : Saya menghafal
Al-Qur’an : انا احفظ القران
D.
CARA
PENGI’ROBAN .
القران
|
الولد
|
يقراء
|
المفعول
|
فاعل
|
فعل
المضارع
|
Obyek
|
Subjek
|
Kata kerja (predikat )
|
Pola kalimat pelajaran ini dari
format kalimat yang sempurna biasa terdiri :
المفعول , ,فاعل
فعل المضارع susunan semacam ini dinamakan jumlah fi’liyah (
kalimat yang dimulai dengan fiil ) . adapun kalimat –kalimat yang yang
didahului dengan isim disebut Jumlah Ismiyah .
2.
Contoh
Tasrif Fi’il Mudhari’
يَئاْمَلُ –
يَئْا مَلَنِ – يَئْامَلُوْنَ – تَئْامَلُ – تَئْامَلاَنِ – يَئْامِلْنَ –
تَئْامَلُ – تَئْامَلاَنِ – تَئْامَلُوْنَ – تَئْامَلْيْنَ – تَئْامَلاَنِ –
تَئْامَلْنَ – ائْمَلُ - نَئْمَلُ
5
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Tasrif
adalah mengubah bentuk asal kalimat menjadi bentuk lain. Sedangkan Fi’il Mudhari’
digunakan untuk zaman hal (sedang) dilakukan, dan untuk zaman istiqbal (akan
datang). Tasrif Fi’il
mudhori’ adalah perubahan dari satu makna menjadi beberapa makna yang sedang dilakukan atau yang akan datang. di
awali dengan huruf –huruf mudhari seperti hamzah (ء
) , nun (ن) , ya (ي)
dan ta (ت).
2. Fail atau
sering yang disebut subjek adalah kata benda yang didahului dengan
kata kerja dalam fomat kalimat dan menunjukan atas perbuatan orang yang
mengerjakan .
3. Mafulun
bih adalah setiap kata benda yang datang ketiga sesudah dalam tasrif fiil
atau dalam format kalimat .
.
B.
SARAN
Alhamdulillah tugas yang diamanatkan
dosen kepada kami telah terselesaikan . kami mohon saran dan kritinya yang
membangun apabila dalam makalah yang telah kami buat masih banyak kekurangan .
kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin menjadi orang
yang lebih baik dari hari yang kemaren . sebaik-baiknya manusia adalah orang
yang bermanfaat bagi orang lain
6
DAFTAR PUSTAKA
Akrom Fahmi.
1995. Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moch Anwar.
2010. cet XVIII. Ilmu Sharaf. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar